Kamis, 21 Maret 2013

Pahlawan Kesehatan dari Pulau Terselatan



Pulau Wetar dan Lirang

Pulau Wetar dan Pulau Lirang, termasuk dalam gugusan pulau-pulau terselatan Indonesia dan masih sulit untuk dijangkau baik melalui darat, laut maupun udara. Secara administratif, Wetar dan Lirang termasuk dalam Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Akses ke dan dari sana, hanya bisa menggunakan kapal laut. Itu pun hanya lancar pada bulan-bulan tertentu, sebab laut tidak akan bersahabat saat datang musim barat (awal November-akhir maret) untuk wilayah-wilayah barat Pulau Wetar dan musim timur (Mei-Oktober) untuk daerah-daerah timur . 

Tim Kesehatan Puskesmas Ustutun dan PT BTR-naik turun kapal dan perahu dari desa ke desa

Hubungan antardesa dan kampung hanya mengandalkan transportasi laut dengan menggunakan jolor dan ketinting. Transportasi ke luar Wetar dan Lirang dengan menggunakan kapal perintis. Sesekali, kapal ini akan mampir 1-3 jam di beberapa desa yang ada dermaganya. Karena transportasi laut yang masih jarang, maka tidaklah mengherankan jika penumpang manusia terlihat berbaur dengan ternak, hasil pertanian dan juga barang bawaan lainnya. 
 
Tidak ada jalan darat, kecuali jalan sekitar  Ilwaki (ibukota kecamatan Pulau Wetar) dan Desa Lurang. Agak sedikit beruntung, Pulau Lirang yang hanya memiliki 1 desa (Ustutun) dan 1 kampung (Manoha). Keduanya dihubungkan oleh jalan darat, sehingga masyarakat bisa bepergian melalui darat dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor.

Sarana dan pelayanan kesehatan untuk masyarakat masih sangat minim. Selain infrastruktur, kualitas dan kuantitas SDM di bidang kesehatan pun masih belum menggembirakan. Dari 23 desa yang tersebar di Pulau Wetar dan Lirang, hanya terdapat 2 puskesmas, yaitu Puskesmas Ilwaki di ibukota kecamatan   Wetar dan Puskesmas Ustutun yang berada di Desa Ustutun, Pulau Lirang.

Seorang suami menggendong bayinya yang diimunisasi oleh bidan

Kendala tersebut, tidak menyurutkan semangat pelayanan pasukan Puskesmas Ustutun untuk  terjun langsung melayani masyarakat dari desa ke desa, di wilayah kerja Puskesmas Ustutun. di bawah pimpinan Kepala Puskesmas, semua desa layanan mulai dari Uhak, Lurang, Naumatang, Esulit, Nabar, Erai, Ilmamau, Klishatu, Karbubu, Telemar, Ustutun dan Kampung Manoha berhasil mereka datangi. Dibantu 1 dokter dan 2 tenaga medik & penyuluh kesehatan Comdev PT Batutua Tembaga Raya (BTR), dalam satu tahun, mereka dapat melakukan kegiatan pelayanan kesehatan sebanyak 3 kali. Kegiatan yang mereka lakukan, adalah imunisasi, pemberian vitamin A, pelayanan KB, pembinaan kader, pengobatan umum, penyuluhan kesehatan bagi masyarakat umum dan anak SD serta operasi ringan. Untuk kegiatan tersebut, para  tenaga kemanusiaan ini tidak mendapatkan gaji atau honor. Mereka bekerja dengan sukarela dan tidak menuntut apa-apa. 


Penyuluhan kesehatan bagi anak-anak usia SD
Bidan Penina dari Pustu Lurang yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Lirang misalnya, dengan tulus membawa anak bungsunya yang masih berumur 4 tahun dan rela tinggal di dalam kapal layar selama kurang lebih satu minggu. Sementara Pak Ichan selaku pimpinan Puskesmas terlihat selalu ceria saat bekerja melayani masyarakat yang datang untuk berobat. Mereka  memang hebat, tidak menunggu pasien datang ke Puskesmas, tetapi berjalan dari desa ke desa untuk mencari dan menemukan  sesama yang memerlukan pertolongan. Mereka adalah mutiara, pahlawan langka yang menaklukkan kesenjangan di pulau-pulau terselatan yang belum disentuh oleh kemajuan teknologi. 

Pengobatan umum DPR-Dibawah Pohon Rindang

Jumat, 15 Maret 2013

Batutua Tembaga Raya di Tengah Komunitas Wetar

Belajar membuat pupuk nabati dari sumberdaya yang berada di sekitar lingkungan

 PT Batutua Tembaga Raya (BTR), merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang sangat serius dalam mengimplementasikan program Corporate Social Responsibility (CSR), khususnya Pulau Wetar, Maluku Barat Daya.Sejak tahun 2007, seiring dilakukannya eksplorasi, PT BTR juga mulai menjalankan program Community Empowerment, khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan livelihood.
Salah satu kegiatan LDKS SMP Lurang tahun 2012-kerjasama guru, murid & Comdev BTR





Pendekatan yang manusiawi dengan hati yang tulus berbuah manis. Komunitas sekitar pertambangan menyambut baik dan percaya bahwa apa yang dilakukan oleh BTR juga akan turut meningkatkan kesejahteraan mereka.  Dalam rentang tahun 2007 hingga awal tahun 2013, sudah banyak kegiatan dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat sekitar lokasi pertambangan dan PT BTR melalui departemen Community Development (Comdev).

Saat ini, fokus perhatian masih terbatas pada tiga lokasi lingkar tambang, yaitu Uhak, Kampung Baru dan Lurang. Ke depan, akan ada pengembangan program hingga ke lokasi lain yang ada di Pulau Wetar. Dengan demikian, kehadiran BTR di tengah masyarakat dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan komunitas sekitar sekaligus tetap menjaga kelestarian lingkungan.



Kamis, 14 Maret 2013

Tekukur Wetar yang Jinak

Burung tekukur, senang mencari makan di bawah tanah
Hampir semua orang mengenal burung merpati. Burung ini sering dipakai sebagai simbol perdamaian. Salah satu burung merpati yang hidup berkeliaran bebas di alam adalah burung merpati, atau Streptopelia chinensis. Ciri-cirinya, berekor panjang dan memiliki bintik-bintik hitam di sekitar lehernya. Bulu-bulunya mirip dengan perkutut, sehingga kadang orang salah dan menyebut burung tekukur sebagai perkutut.

Di Wetar, burung-burung ini hidup dengan bebas, liar tapi terlihat jinak. Mungkin karena manusia tidak mengusiknya sehingga mereka dengan leluasa mencari makanan di tanah, dekat rumah. Beberapa orang senang memelihara burung ini karena keindahan bulu-bulunya dan juga suaranya.

Burung ini suka sekali makan biji-bijian seperti padi atau beras, jagung dan juga biji rumputan sehingga sering mencari makan di tanah. Burung ini juga rajin makan padi, sehingga kadang menjadi hama bagi petani saat padi mulai menguning.